Welcome ........and May Allah bless us all....

Salam ukhuwwah.......

Praise be to Allah....Jagalah Allah, pasti Allah akan menjagamu.......Ihfazillaha, Yahfazuka....

Blog ini adalah nukilan, cetusan pandangan dan pengalaman sepanjang hidup saya yang saya gambarkan dalam bentuk butiran hikmah yang amat besar ertinya buat diri saya.....saya kongsikan agar ia memberi faedah dan manfaat samada langsung atau tidak langsung buat semua yang mengunjungi blog saya....

Jika ada secebis kebaikan daripadanya, maka ambillah kerana sesungguhnya ia datang dari Yang Maha Kuasa dan bukan dari saya...dan jika ada kekurangan dan kesilapan darinya maka ia adalah kerana daifnya diri dek kerana tidak sempurnanya diri saya..... saya hanya cuba menyampaikan kerana menyahut seruan Ballighu Anni Walau Aayah....sampaikan dari ku (saw) walau sepotong ayat sekalipun.....

Saturday, April 20, 2013

Melentur Buluh Biar Dari Rebungnya



Bunyi ayam  tanda subuh akan tiba mengejutkan Nek Peah, dia bingkas bangun dari baringan sambil mencapai penutup kepala lusuhnya yang sudah terbiasa di letakkan di kepala. Dia melihat suaminya Pak Bakir masih berdengkur dalam mimpinya. Kakinya terasa pijat-pijat saat kaki menyentuh lantai. Terasa tulang belikatnya tidak seperti dulu lagi. Dia menghayun kaki menuju ke bilik air untuk menyiram tubuh dan mengambil wuduk.
Selesai gilirannya baru dia akan kejutkan Pak Bakir untuk bangun sama-sama mengerjakan solat sunat tahjjud. Amalan bangun ssebelun sunuh dan beribadat di waktu dinihari sewaktu orang lain enak di buai mimpi sudah menjadi kebiasaan kepada Nek Peah. Sewaktu selesai berwuduhk sewaktu dia melintas di pintu bilik sarah, dilihat lampu bilik Sarah terpasang, mengintai di balik celahan rekahan dinding, dia dapat melihat Sarah sedang tekun mengulangkaji.
Cucunya itu memang rajin belajar. Tidak perlu disuruh unutk belajar, dia tahu keinginan dan tanggugjawabnya. Saat memakaikan telekung solat Nek Peah mendekati Pak Bakir sambil mengejutkan suaminya itu dengan suara perlahan. ”Tok Wan, bangunlah, dah nak hampir subuh ni, takut nanti terlepas pula untuk tahajjud”. Tok Wan Bakir yang mata terkebil-kebil melihat isterinya yang tersenyum manis sambil tangan Mak Peah diletakkan di atas lengannya berlapikkan telekung. ”Dah pukul berapa ni? Macam mana saya tidak tersedar, penat sungguh rasa badan sampai ayam berkokok pun tak kedengaran”Jawab Tok Wan sambil mengensut kepayahan untuk bangun.
Saat Tok Wan berdiri di atas sejadah untuk menunaikan solat tahajud Nek Peah sudah selesai solat tahajjud dua rakaat terus dia mengikut Tok Wan berjemaah bersama. Sempurna solat Tok W melafazkan doa kepada Allah sambil air matanya bercucuran membasahi janggutnya yang meliar tumbuh di bawah dagu.
  Ya, Allah! Bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu kerajaan langit dan bumi serta seisi-nya. Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, bertemu dengan-Mu benar, Surga adalah benar (ada), Neraka adalah benar (ada), (terutusnya) para nabi adalah benar, (terutusnya) Muhammad adalah benar (dari- Mu), peristiwa hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mu aku pasrah, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku kembali (bertaubat), dengan pertolongan-Mu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepada-Mu (dan dengan ajaran-Mu) aku menjatuhkan hukum. Oleh karena itu, ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan, tiada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau”.

Dari Novel Embun Minits...

No comments:

Post a Comment