Bismillah,
"Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu." (HR. Ath-Thabrani)
Topik kali ini adalah membicarakan bagaimana menjaga hati. Kita perhatikan ramai yang apabila mendirika solat terawih berjemaah ada inidividu yang tidak senang duduk apabila adanya tazkirah. Mereka memberi alasan bahawa tidak sepatutnya diambil kesempatan sewaktu terawih. Begitu pun ada juga yang apabila tazkirah diadakan pada selepas waktu Maghrib mereka ini tetapi meninggalkan majlis ilmu.
Iman yang kukuh pastinya akan cintakan ilmu bahkan akan merasa ia satu kerugian bila dilepaskan peluang tersebut. Sesungguhnya hati manusia ini mudah dipengaruhi kepada perkara yang melalaikan maka untuk menubat hati maka kita perlu dekat dengan ilmu. Dengan ilmu ia mencerahkan hati dan perasaan agar menyakini Allah dan bila yakin kepada Allah dan iman menjadi kukuh maka diri dapat menahan nafsu dan perkara yang dilrang.
"Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Qur’an Al mujadalah 11)
Dekatilah insan yang berilmu, carilah ruang masa walau sesibuk manapun kita. "Duduk bersama para ulama adalah ibadah." (HR. Ad-Dailami). Rohani memerlukan makanan. Makanan itu adalah tazkirah, perkongsian atau pembacaan ilmu bermanfaat, usrah, berada hampir dengan orang berilmu serta hadir dalam majlis-majlis ilmu. Didiklah hati untuk bersabar saat mahu mencari ilmu. Pujuklah ia agar boleh menerima ilmu yang bermanfaat sebagai teladan buat diri menempuh kehidupan. Ameen.
Wallahuaalam
"Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan cara mencabutnya begitu saja dari manusia, akan tetapi Allah akan mengambil ilmu dengan cara mencabut (nyawa) para ulama, sehingga ketika Allah tidak meninggalkan seorang ulama pun, manusia akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh yang apabila ditanya mereka akan memberikan fatwa tanpa didasarkan ilmu lalu mereka pun sesat serta menyesatkan." (Shahih Muslim No.4828)
No comments:
Post a Comment